Rabu, 24 Oktober 2018

Analisis Spasial dalam Sistem Informasi Geografis

Pengetahuan mengenai bagaimana mengumpulkan data, memasukan dan mengeluarkan data serta bagaimana menggunakannya merupakan kunci analisis di dalam SIG. Kemampuan analisis berdasarkan aspek spasial yang dapat dilakukan oleh SIG yaitu : 1.KlasifikasiKlasifikasi, yaitu mengelompokkan data keruangan (spatial) menjadi data keruangan (spatial) yang berarti. Contohnya adalah mengklasifikasikan tata-guna lahan untuk permukiman, pertanian, perkebunan atau hutan berdasarkan analisis data kemiringan kemiringan atau data ketinggian (peta topografi). Hasilnya berupa peta tata-guna lahan.

2. OverlayOverlay, yaitu menganalisis dan mengintegrasikan dua atau lebih data keruangan yang berbeda. Contohnya adalah menganalisis daerah rawan erosi dengan meng-overlaykan (tumpang susunkan) data ketinggian, jenis tanah dan kadar air.

3. NetworkingNetworking, yaitu analisis yang bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis ini sering dipakai dalam berbagai bidang. misaInya, sistem jaringan telepon kabel listrik, pipa minyak atau gas, pipa air minum atau saluran pembuangan.

4. BufferingBuffering, yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer/penyangga yang bisa berbentuk lingkaran atau poligon yang melingkupi suatu objek sebagai pusatnya, sehingga kita bisa mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya. Buffering misalnya dapat digunakan untuk menentukan jalur hijau di perkotaan, menggambarkan Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) yang dimiliki suatu negara, mengetahui luas daerah yang mengalami tumpahan minyak di Laut, atau untuk menentukan lokasi pasar, toko atau outlet dengan memperhatikan lokasi konsumen termasuk memperhatikan lokasi toko atau outlet yang dianggap pesaing.

5. Tiga DimensiTiga dimensi, analisis ini sering digunakan untuk memudahkan pemahaman, karena data divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi. Misainya digunakan untuk menganalisis daerah yang akan terkena aliran lava jika gunung-api diprediksi akan meletus.

Sumber :

Model Data dalam SIG

Data geografis di organisir menjadi dua bagian, yaitu: data spasial dan data atribut Riyanto et al (2009:43).1.        Data SpasialData yang menunjukan (references) informasi mengenai ruang, lokasi, atau tempat-tempat di permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara, dan penginderaan jauh dalam bentuk nyata. Pada saat ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada suatu daerah tertentu. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: 
a.       Data RasterData raster merupakan jenis gambar digital yang direpresentasikan dengan pixel-pixelsebagai unit terkecil. Foto digital seperti foto satelit merupakan bagian dari data  raster pada peta. Data raster terdiri dari kolom dan baris, dimana tiap cell menyimpan nilai warna. Data raster disimpan dalam berbagai format seperti  TIF, JPEG, BMP dan sebagainya. 
 b.  Data vektor Data vektor adalah struktur data yang digunakan untuk menyimpan data spasial. Pada data vektor biasanya terdiri dari titik, garis (arch) dan poligon. Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan rute suatu perjalanan atau menggambarkan batasan daerah. Poligon bisa digunakan untuk menggamb arkan sebuah danau atau sebuah negara pada peta dunia. Contoh penggunaan data vektor misalkan jaringan jalan, pipa air minum, pola air sungai, dan garis kontur.
2.        Data Atribut 
Data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut menjelaskan suatu informasi. Biasanya data atribut diperoleh dari statistik, sensus, catatan, lapangan dan data tabular. Data atribut bisa dilihat berdasarkan kualitas (misalkan tinggi pohon) dan kuantitasnya (misalkan jumlah pohon). Contoh data atribut misalkan jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.
 

Konsep Manajemen Basis Data dalam SIG

  1. SIG Sebagai Basis Data
Saat ini  SIG dikembangkan dengan menggunakan sistem manajemen basis data (DBMS). Beberapa fakta menunjukan bahwa sebagian besar biaya sistem perangkat lunak SIG adalah biaya untuk DBMS-nya. Selain itu, DBMS memiliki dan menangani fungsi-fungsi yang sangat diperlukan oleh SIG.
Ada dua pendekatan umum untuk menggunakan DBMS dalam SIG:
  1. Pendekatan solusi DBMS  total – data spasial dan non-spasial diakses melalui DBMS.
  2. Pendekatan solusi kombinasi – tidak semua data diakses melalui DBMS karena data-data tersebut telah sesuai dengan modelnya.
Sistem Manajemen Basis Data SIG
slide_6
Tipe Data
  1. Data lokasi:
– Koordinat lokasi
– Nama lokasi
– Lokasi topologi (letak relatif: sebelah kiri danau A, sebelah kanan pertokoan B)
  1. Data non-lokasi:
– Curah hujan
– Jumlah panen padi
– Terdiri dari variabel (tanah), kelas (alluvial), nilai luas (10 ha), jenis (pasir)
  1. Data dimensi waktu (temporal):
–  non-lokasi di lokasi bersangkutan dapat berubah dengan waktu (misal: data curah hujan bulan Desember akan berbeda dengan bulan Juli)
  1. Basis Data                                    
Konsep bsis data (database) dapa dipandang dari beberapa sudut) dari sisi sistem, basis data merupakan kumpulan tabel yang salaing berhubungan. Sedangkan dari sisi manajemen, basis data merupakan kumpulan data yang memodelkan aktivias-aktivitas yang terdapat dalam perusahaan.
  1. Sistem Manajamen Basis Data
Sistem manejamen basis data (DBMS) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan dengan sekumpulan program-program yang mengakses data tersebut. Perbedaan dengan basis data, DBMS merupakan paket perangat lunak general prupose yang digunakan untuk membangun sistem basis data tertentu. Dengan kata lain DBMS  adalah bagian dari sistem basisdata.
  1. Model Basis Data Relasional
Model basisdata yang paling terkenal dalam DBMS ini banyak digunakan dalam SIG. Beberapa DBMS yang menggunakan model basis data relasional:
  1. Dbase(*.dbf) – digunakan oleh ArcView, PC Arc/Info, dan SIG lain
  2. INFO – Digunakan di dalam Arc/Info
  3. Oracle –  Digunakan dalam Arc/Info, Geovision, dll
Sedangkan pengertian Model basis data relasional sendiri adalah merupakan model database berdasarkan logika urutan pertama, pertama sekali dirumuskan dan dikemukakan oleh Edgar F. Codd pada tahun 1969.[1] Pada model database relasional, seluruh data diwakili dalam bentuk tuple, digabungkan dalam relasi-relasi. Database yang diorganisasikan dalam hal model relasi merupakan database relasi.
Keunggulan Model Basis Data Relasional :
  1. Model relasional benear-benar mrupakan model data yang lengkap secara matematis.
  2. Memiliki teori ayang solid untuk mendukung accestability, correctness, dan predictability.
  3. Fleksibilitas tinggi – jelas memisahkan model fisik dan logic hingga dengan adanya decoupling(mengurangi ketergantungan antara komponen system)
  4. Integritas – perubahan strukutr data tidak menggangu keutuhan relasi dalam basisdata
  5. Multiple views –  dapat menyajikan secara langsung views yang berbeda dari basisdata yang sama untuk pengguna yang berbeda.
  6. Concurrency – hampir semua teori menganai pengendalin transaksi simultan yang telah ada, dan dibuat berdasarkan teori formalisme milik model relasional
  1. Model Basis Data Hybrid         
  2. Pengertian 1: Struktur data vektor dan struktur data raster dapat dipadukan pada suatu sistem, dengan melengkapi fasilitas konversi vektor ke raster dan raster ke vektor. Selain itu juga disediakan fungsi-fungsi untuk mengolah masing-masing struktur data
  3. Pengertian 2: Data SIG terdiri dari dua bentuk data: yaitu data grafis yang menyatakan entitas obyek dan data attribut. Data grafis yang terdiri dari data koordinat dan data topologi disimpan di berkas yang terpisah dari data atribut.  Data atribut ditangani oleh database management system.  Penggabungan kedua tipe data dilakukan melalui suatu kode identifikasi, misal kode identifikasi poligon, garis atau titik. Hal yang sama juga dapat dilakukan ‘linkage’ antara grid-cell modules dengan database management system.
  4. Pengertian 3: Operasional SIG secara keseluruhan yang terdiri dari SIG software, CAD software, Image Processing software, GPS software, Open-Source components, DBMS system
  1. Model Basis Data Terintegrasi
Pendekatan modael data terintegrasi juga dideskripsikan sebagai pendekatan sistem pengelolaan basis data (DBMS) spasial, dengan SIG yang bertindak sebagai query processor. Kebanyakan implementasinya pada saat ini adalah bentuk topologi vektor dengan tabel-tabel relasional yang menyimpan data-data koordinat peta (titik, nodes, segmen garis, dl.) bersama dengan tabel lain yang berisi informasi topologi. Data-data atribut disimpan di dalam tabel-tabel yang sama sebagai basis data map feature (tabel internal atau abel yang dibuat secara otomatis) atau disimpan di dalam tabel-tabel yang terpisah dan dapat diakses melalui operasi relasioanl “JOIN”.

Data spasial

Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) di mana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah continental, nasional, regional maupun lokal.
Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa vector (polygon, line, points) maupun raster.
Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain :
1. Analog adalah,
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya.
Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses dijitasi sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
2. Data Penginderaan Jauh adalah,
Data Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara dan sebagainya), merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita 8 memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
3. Data Hasil Pengukuran Lapangan adalah,
Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut contohnya: batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.
4. Data GPS (Global Positioning System)adalah,
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.

Sumber :